A. LATAR BELAKANG
Sebagai Mahasiswa Ushuluddin, membaca merupakan
suatu kebutuhan yang wajib terpenuhi. Karena ruang lingkup Ushuluddin adalah
keilmuan dan pemikiran. Tentu saja ketika berbicara tentang pemikiran, Manusia
akan sangat berperan di dalamnya. Mahasiswa Ushuluddin yang notabene bergelut
dalam pemikiran, yang kebiasaan mereka tidak bisa melepaskan diri dari buku.
Sebelum kita memahami, tentunya ada suatu konteks atau suatu informasi yang
harus diejah dan dikenali terlebih dahulu.
Dalam kehidupan kampus, khususnya kehidupan
kampus Universitas Islam Negeri UIN SGD BDG dalam keseharianya sangat banyak
kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan membaca yang berlangsung otomatis baik
oleh kalangan para mahasiswa maupun oleh kalangan para dosen.
Bukti ini
dapat dilihat pada aktivitas dalam perpustakaan umum Universitas Islam Negeri SGD
BDG, yang mana buka untuk melayani mahasiswanya baik yang hanya membaca,
meminjam buku maupun yang mengembalikan buku yang telah di pinjam oleh
mahasiswa mulai dari hari senin sampai hari sabtu adapun waktunya adalah mulai
dari jam sembilan pagi sampai pada jam delapan malam. Jadi, kemungkinan banyak
waktu yang di berikan kesempatan bagi mahasiswa untuk hanya sekedar mengunjungi
untuk mencari referensi bahan kuliah sampai pada aktivitas membaca dalam
perpustakaan. Mahasiswa dalam memanfaatkan perpustakaan ini banyak yang
tertarik untuk mengunjungi perpustakaan umum universitas islam negeri malang hal ini terlihat
dalam keseharianya, perpustakaan selalu di penuhi oleh mahasiswa.
Selain itu, untuk fasilitas buku bagi Mahasiswa Universitas
Islam Negeri SGD BDG juga tersedia dalam perpustakaan pada setiap jurusan. Hal
ini berarti bahwa, kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa Universitas Islam
Negeri SGD BDG untuk membaca adalah banyak sekali. Baik dari segi buku-buku
yang tersedia maupun waktu yang tersedia dan bahkan waktu pelayanan dari
pegawai perpustakaan. Hal ini juga berarti bahwa, kesempatan bagi mahasiswa Ushuluddin
untuk membaca juga lumayan banyak dan lengkap.
Akan tetapi, dalam penggambaran yang terlihat
banyak mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan umum Universitas Islam Negeri SGD
BDG, hal ini wajar karena itu adalah perpustakaan untuk seluruh mahasiswa
universitas islam negeri sgd bdg. Jika kita bandingkan dengan perpustakaan
jurusan khususnya jurusan yang lain bagaimana? Apakah disana juga terlihat
banyak mahasiswa yang setiap harinya mengunjungi perpustakaan jurusan yang mana
di sana mereka
melakukan aktivitas membaca ataupun meminjam buku.
Fakta yang ada, kebiasaan membaca tidak dapat
diukur melalui sering tidaknya mengunjungi perpustakaan atau ramai tidaknya
perpustakaan. Akan tetapi, perpustakaan merupakan salah satu tempat dan
fasilitas yang dapat membantu mahasiswa untuk melakukan aktivitas kebiasaan
membacanya.
Jika kita melihat fakta yang ada, meskipun
perpustakaan ramai oleh mahasiswa yang datang baik yang hanya sekedar untuk
meminjam buku untuk referensi yang berkaitan dengan mata kuliah mahasiswa, atau
bahkan yang datang ke perpustakaan hanya sekedar untuk mencari referensi untuk
mengerjakan tugas mereka. Di dalam perpustakaan tersebut, banyak aktivitas
membaca yang di lakukan oleh mahasiswa, baik hanya membaca karena untuk mencari
bahan-bahan untuk menyelesaikan tugas mereka sampai pada aktivitas mahasiswa
yang benar-benar membaca untuk menambah pengetahuan mereka.
Karena hal inilah yang kemungkinan dapat
memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam
Negeri SGD BDG. Meskipun dampak yang terlihat nyata belum begitu besar dan jelas,
akan tetapi hal ini dapat memberikan dampak yang positif. Hal ini dikarenakan,
dari aktivitas kebiasaan membaca akan dapat mempelajari rahasia segala ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan.
Yang telah tersebut di atas, semua itu hanyalah sebatas
pengertian kita tentang kebiasaan membaca yang dapat terlihat. Sebenarnya,
pengertian dan pengetahuan tentang kebiasaan itu sendiri dapat dijabarkan dan
juga perlu untuk dilakukan penelitian secara lebih lanjut.
Pengertian kebiasaan membaca adalah suatu
aktivitas yang rutin dilakukan dalam proses penalaran untuk mencapai pemahaman
terhadap gagasan dan informasi yang di dapatkan melalui lambang-lambang yang
ada baik tertulis maupun tidak.
Aktivitas membaca tidak hanya membutuhkan mulut
untuk mengeja dan mata untuk melihat, akan tetapi aktivitas membaca membutuhkan
otak untuk memahami untuk melakukan aktivitas pemahaman. Yang mana otak dan
aktivitas kognitifnya terletak jauh dan tersembunyi dari aktivitas mata dan
indera lainya.
Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan membaca
merupakan aktivitas kognitif seseorang yang tidak dapat dilihat hanya dengan
indera saja. Karena aktivitas kognitif tidak akan bisa tampak jika kita tidak
mendalaminya.
Dalam melakukan rutinitas membaca, ada banyak
cara yang diperlukan untuk dapat mendapatkan informasi yang memang benar-benar
dapat membantu kita dalam pemahaman. Di kutip dari bukunya Ad Rooijakkers, yang
berjudul cara belajar di perguruan tinggi beberapa petunjuk praktis pada
halaman 17-18, ada lima
cara yang diperlukan untuk membaca yaitu:
1.Membaca terarah, yang mana dalam membaca terarah ini kita
akan mendapatkan informasinya dengan cepat dan dalam waktu yang singkat.
2. Membaca sepintas, yang mana dalam membaca sepintas ini
kita harus mengetahui pikiran pokok tiap-tiap bab.
3. Membaca cepat, yang mana dalam membaca cepat ini kita
harus dengan cepat mencari kuncinya yaitu tentang keterangan yang akan di cari
4. Membaca belajar, yang mana dalam membaca belajar ini
kita harus mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan detail.
5. Membaca kritis, yang mana kita harus mengingat dan
mengerti bahkan kita harus menilainya.
Dari kelima cara-cara membaca di atas, secara
terlihat mata kita tidak akan mengetahui, apakah cara yang sebenarnya individu
pakai.
Karena kebiasaan membaca merupakan bukan suatu
aktivitas yang dapat dengan mudah terlihat dan dapat di ukur oleh indera saja,
serta untuk menghindari adanya kerancuan dan diskriminasi penilaian tentang
mana kebiasaan yang baik dan mana kebiasaan yang tidak baik, maka disinilah
kita perlu untuk melakukan suatu penelitian dan penggalian informasi lebih
mendalam tentang kebiasaan membaca pada mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam
Negeri SGD BDG Karena hal ini dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan
serta dapat menjadikan masukan untuk menjadi lebih baik kusunya bagi Mahasiswa
Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG.
B. RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar
dalam penelitian ini tidak terjadi kerancuan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.
Adapun Rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kebiasaan membaca pada Mahasiswa Ushuluddin
Universitas Islam Negeri SGD BDG?
2. Faktor-faktor apa yang menjadi kebiasaan membaca pada Mahasiswa
Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG?
3. Bagaimana dampak kebiasaan membaca pada Mahasiswa Ushuluddin
Universitas Islam Negeri SGD BDG?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kebiasaan membaca pada Mahasiswa Ushuluddin
Universitas Islam Negeri SGD BDG.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menjadi kebiasaan
membaca mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG.
3. Untuk mengetahui dampak kabiasaan membaca pada mahasiswa
Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG.
Dari tujuan diadakannya penelitian tadi, maka
adapun manfaat penelitaian yaitu penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat
yang urgen bagi :
1. Peneliti
a. Untuk mengetahui manfaat kebiasaan membaca bagi peneliti
b. Diharapkan dari penelitian ini, peneliti dapat
termotivasi untuk membiasakan membaca.
2. Keilmuan
Diharapkan mampu memberikan sumbangan pikiran
kususnya tentang pengembangan konsep kebiasaan membaca dan dapat memberikan kontribusi
keilmuan bagi disiplin keilmuan Ushuluddin khususnya dan seluruh disiplin
keilmuan secara umum.
D.
KAJIAN TEORI
Pengertian
Membaca
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa.
Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat
membaca cerita fiksi atau humor.
Adapun secara bahasa membaca diartikan sebagi Iqra’ yang
diterjemahkan denagn perintah “membaca”(dalam bahasa arab) semata-mata bukan
hanya ditujukan kepada pribadi junjungan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga untuk
umat manusia sampai akhir zaman. Menurut Dr.Quraish Shihab dalam bukunya “Tafsir
Al Amanah”, kata Iqra’ diambil dari kata kerja qaraa yang
mempunyai arti beraneka ragam antara lain menyampaikan, menelaah, membaca,
mendalami, meneliti, mengetahui cirri-cirinya.
Sekarang kalau kita pertanyakan, apa yang harus
dibaca? Dalam surat
Al-alaq tersebut tidak terdapat obyek spesifik yang harus dibaca. Dalam kaidah
ilmu tafsir dikatakan suatu kata dalam susunan redaksi yang tidak disebutgkan
objeknya, maka objek yang dimaksud bersifat umum.
Akan tetapi tema yang kita angkat adalah membaca
buku. Dalam hal tersebut membahas masalah strategi atau cara membaca buku
dengan cepat, efektif, akurat, dan selainnya.
Membaca adalah aktifitas yang kompleks dengan
mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah. Meliputi: orang harus
menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Kita tidak
dapat membaca tanpa menggerakkan mata atau tanpa menggunakan pikiran kita.
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar
mengenal kata demi kata, mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak
harus membaca dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar
diketahui apakah benar atau salah ia membaca. Oleh karena itu, pada waktu
membaca anak melakukan kebiasaan berikut :
1. menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2. menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3. menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata
demi kata.
Secara tidak disadari, cara membaca yang
dilakukan waktu kecil itu tetap diteruskan hingga dewasa. Mestinya, orang
dewasa dapat dengan cepat mengenali frase, kalimat, dan urutan ide sehingga
cara-cara di waktu anak-anak tidak perlu lagi di gunakan.
Anak-anak yang sedari kecil terbiasa
membaca—bukan sekadar membunyikan huruf dan kata—akan memiliki keterampilan,
kemampuan, dan ketajaman mencerna isi bacaan. Apa yang menggerakkan mereka
untuk membaca, akan sangat menentukan bagaimana mereka menyerap, menyaring,
mengolah, dan memaknai informasi yang mereka lahap dari berbagai bacaan.
Semakin sering mereka membaca buku-buku yang bergizi, teratur, dan baik penuturannya,
kemampuan berpikir mereka akan lebih matang dan tertata.
Itu sebabnya, yang perlu kita kembangkan pada
anak-anak semenjak awal. Kita tumbuhkan semangat iqra’ bismirobbikal-ladzi
khalaq. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan! Inilah
perintah yang pertama kali diturunkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada
kita.
Orang yang tidak mendapat bimbingan, latihan
khusus membaca cepat, sering mudah lelah dalam membaca karena lamban, tidak ada
gairah, merasa bosan, tidak tahan membaca buku, dan terlalu lama untuk bisa
menyelesaikan buku yang tipis sekalipun
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari
kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan
komputer dapat pula dibaca.
Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca
keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa
membangun konsentrasi kita sendiri.
ØPengertian Kebiasaan membaca
Salah satu unsur penting dalam Manajemen Diri adalah membangun
kebiasaan untuk terus menerus belajar atau menjadi manusia pembelajar yang
senantiasa haus akan informasi dan pengetahuan.
Hal ini seperti yang dikatakan oleh Henry Ford, pendiri General
Motors yang mengatakan bahwa “Anyone who stops learning is old, whether at
twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest
thing in life is to Keep your mind young.”
Tidak peduli berapapun usia kita, jika kita berhenti belajar
berarti kita sudah tua, sedangkan jika senantiasa belajar kita akan tetap
awet muda. Karena hal yang terbaik di dunia akan kita peroleh dengan memelihara
pikiran kita agar tetap muda.
Salah satu cara paling efektif untuk belajar adalah dengan membaca.
Namun sayangnya sebagian besar kita tidak pernah punya waktu untuk membaca.
Alasan utama yang sering kita sampaikan adalah kesibukan pekerjaan. Kita
terjebak dalam rutinitas dan tekanan pekerjaan sehingga tidak memiliki
kesempatan untuk mengasah gergaji kita, seperti yang diceritakan oleh Stephen
Covey dalam bukunya”The 7 Habits of Highly Effective People” sebagai
berikut:
Andaikan saja Anda bertemu seseorang yang sedang terburu-buru
menebang sebatang pohon di hutan.
“Apa yang
sedang Anda kerjakan?” Anda bertanya.
“Tidak dapatkah
Anda melihat?” demikian jawabnya dengan tidak sabar.
“Saya sedang
menggergaji pohon ini.”
“Anda kelihatan
letih!” Anda berseru. “Berapa lama Anda sudah mengerjakannya?”
“Lebih dari lima jam,” jawabnya, “ dan
saya sudah lelah! Ini benar-benar kerja keras.”
“Nah, mengapa
Anda tidak beristirahat saja beberapa menit dan mengasah
Gergaji itu?”
Anda bertanya. “Saya yakin Anda akan dapat bekerja jauh lebih cepat.”
“Saya tidak
punya waktu untuk mengasah gergaji,” orang itu berkata dengan tegas. “Saya
terlalu sibuk menggergaji.”
Bahkan menurut Covey, kebiasaan mengasah gergaji merupakan kebiasaan
yang paling penting karena melingkupi kebiasaan-kebiasaan lain pada paradigma
tujuh kebiasaan manusia efektif. Kebiasaan ini memelihara dan meningkatkan aset
terbesar yang kita miliki yaitu diri kita. Kebiasaan ini dapat memperbarui
keempat dimensi alamiah kita – fisik, mental, spiritual, dan sosial/emosional.
Membaca merupakan salah satu cara kita untuk memperbaiki dan
meningkatkan efektifitas diri kita. Meskipun kita memiliki “keterbatasan
waktu”, kita tetap perlu mengasah gergaji kita. Caranya adalah dengan menguasai
cara membaca yang efektif sehingga waktu yang kita gunakan menjadi efisien.
Model Dalam
Membaca
Kebanyakan model teoritis yang ada mengenai proses membaca mencoba
menjawab pertanyaan bagaimana orang mengenali kata-kata yang tercetak dalam
bacaan. Karena itu, hampir semua model terfokus pada pertanyaan-pertanyaan
berikut (Wolf dkk 1988: dalam Gleason dan Ratner 1998: 425).
1. Apakah kata
dikenali dengan mengakses representasi kata itu secara keseluruhan, ataukah
dengan mengakses fitur-fitur seperti bentuk huruf, gabungannya menjadi suku,
kemudian kata dan sebagainya?
2. Apakah kata
dikenali dengan akses langsung ke makna ataukah
melewati wujud
fonologisnya?
3. Apakah
pengenalan kata itu menyangkut proses yang berseri ataukah
proses yang
simultan?
4. Apakah
pengenalan kata itu terutama dibantu oleh konteks (dari atas
ke bawah)
ataukah dari bawah ke atas? Ataukah merupakan interaksi
antara
kedua-duanya?
5. Apakah
pengenalan kata itu terjadi melalui aktivasi atau melalui
pencarian di
kamus mental kita?”
Berikut adalah
beberapa model yang menjawab sebagian dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
A. Model atas
ke bawah
Smith (1971, dalam Gleason dan Ratner 1998;426) mengajukan model
atas ke bawah yang prototipikal. Dalam model ini, representasi yang mewakili
kata dalam memori kita adalah fitur-fitunya seperti garis lurus, setengah
lingkaran, dan letaknya. Pada waktu sebuah kata dibaca, fitur-fitur ini
bermunculan, tetapi hanya fitur-fitur yang cocok, persis dengan apa yang ada
dalam leksikon mental itulah yang akhirnya dipilih. Akan tetapi, retrival
fitur-fitur ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang kita miliki dan konteks di
mana kata itu dipakai. Seandainya kata yang tertulis dalam suatu kalimat anting
seperti pada kata “Kucing itu sedang dikejar anting” maka tidak mustahil bahwa
pembaca akan menafsirkan kata anting sebagai salah cetak.
Pemakaian konteks sebagai pembantu menimbulkan kontroversi karena
dari penelitian yang lain ditemukan bahwa orang hanya menerka 1 dari 4 kata
dalam konteks di mana kata itu dipakai. Sebaliknya, fitur yang membentuk kata
banyak mendapat dukungan karena wujud dan macam huruf (font) seperti apapun
yang dipakai, kita tetap saja bisa membacanya.
B. Model bawah
ke atas
Landasan dasar untuk model yang disebut juga sebagai model yang
berdasarkan stimulus, adalah bahwa rekognisi terjadi secara diskrit,
berhierarki, dan bertahap. Informasi yang ada pada suatu tahap dimanfaatkan
untuk membangun tahap berikutnya. Karena itu pada tahap ini ada tahap sensori,
tahap rekognisi, dan tahap interpretasi. Bila ditemukan makna dari kata itu,
maka selesailah sudah proses interpretasi kata itu. Seandainya kata yang dibaca
tidak ditemukan maknanya, maka pembaca dapat menolak kata itu sebagai kata
bahasa Indonesia,
atau dia akan bertanya kepada orang lain, atau melihat dikamus, untuk
mengetahui makna kata itu.
Ada beberapa model lain seperti model Whole-Word, model
component-letter, dan model lagogen yang menangani aspek-aspek lain dalam
membaca yang akan terlalu rinci untuk disajikan disini (Lihat Gleason dan
Ratner 1998: 427-436).
Tentunya, membaca bukan berhenti pada rekognisi kata demi kata saja
tetapi mencakup berkaitan antara satu kata dengan kata lain. Hal ini berarti
bahwa membaca merupakan suatu proses yang kompleks karena ia menyangkut
berbagai kemampuan linguistik dan pengetahuan yang ekstralinguistik.
(Psikolinguistik.
Pengantar pemahaman bahasa manusia. soenjono dardjowidjojo. 2003. Jakarta: yayasan obor Indonesia).
Cara Membaca
yang Efektif
Ada banyak metode yang ditawarkan ilmuwan. Pada
kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. metode
SQ3R memberikan srategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang
bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/sub judul suatu bab
dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban pertanyaan.
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P.
Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin popular digunakan
orang.
Metode ini bukan cara yang lebih cepat untuk
memahami suatu bab, namun tingkat pemahaman yang di peroleh diharapkan lebih
mendalam karena kita membaca dengan aktif sehingga proses membaca menjadi lebih
efektif dan efisien.
Membaca dengan metode SQ3R trediri atas lima tahapan proses yaitu :
1. Survey atau meninjau
2. Question atau bertanya
3. Read atau membaca
4. Recite atau menuturkan
5. Review atau mengulang
1. Survey
Survey adalah teknik untuk mengenal bahan
sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan
ikhtisar umum yang akan dibaca dengan maksud untuk :
1. mempercepat menangkap arti,
2. mendapatkan abstrak,
3. mengetahui ide-ide yang penting,
4. melihat susunan (organisasi) bahan bacaan tersebut,
5. mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap
bacaan,
6. memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Dengan melakukan survey atau peninjauan dapat
dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian pada saat
membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang
ditinjau ?
Baca judul: Hal
ini membantu untuk memfokuskan pada topik bab.
Baca pendahuluan: Memberikan
orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab.
Baca kepala judul/sub bab: Memberikan gambaran mengenai kerangka pemikiran.
Perhatikan grafik, diagram: Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk
memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks.
Perhatikan alat Bantu baca: Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab
yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh,
mulai perhatikan kepala judul/sub bab yang biasanya dicetak tebal. Dan ubah
kepala judul tersebut menjadi beberapa pertanyaan.
Tulislah pertanyaan-pertanyaan ini pada suatu
kolom dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan
kita membaca buku tentang “Belajar di Universitas” dan kepala judulnya adalah
“Gunakan Tempat Belajar yang Sama”. Pertanyaan yang dapat kita munculkan adalah
“Mengapa saya harus belajar di tempat yang sama?” dan “Di mana lokasi belajar
saya sebaiknya?”
Kita dapat menambah pertanyaan pada waktu
membaca. Pertanyaan yang baik akan memberikan pemahaman yang lebih baik pula.
Tahap bertanya ini akan menyebabkan pikiran kita terlibat secara akthif dalam
proses belajar sehingga akan membantu pemahaman dan mengingat.
3. Read
Dengan membaca, kita mulai mengisi inforfmasi ke
dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu
subbab dengan tuntas, jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya.
Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada
proses Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan kata-kata
sendiri di kertas.
Pada tahap ini konsentrasikan pada penguasaan
ide pokok serta detail yang penting, yang mendukung ide pokok. Perlambat cara
membaca anda di bagian-bagian yang penting atau yang anda anggap sulit dan
percepat kembali pada bagian-bagian yang tidak penting atau yang telah anda
ketahui.
Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : (1) jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat
anda dalam membaca. Selain itu juga berbahaya, catatan anda itu bisa jadi hanya
merupakan kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) jangan membuat tanda-tanda
seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, bisa jadi setelah anda
selesai membaca acap kali ternyata anda salah memilihnya. Kalau memang ada yang
menarik atau anda anggap penting cukup beri tanda silang di pinggir halaman
dulu. Untuk kemudian nanti dapat dicek kembali.
Kita perlu memisahkan keterangan rinci dan
contoh- contoh dari konsep utama. Hal itu ditujukan untuk membantu kita
memahami konsep utama.
Proses membaca ini terkadang berlangsung sangat
lambat terutama bila subbab mengandung informasi yang padat dan kompleks. Subbab
seperti ini dapat membuat kita binggung bahkan mengalami frustasi. Bila ini
terjadi berfhentilah sejenak, coba temukan mengapa kita menjadi binggung, kita
dapat juga mencoba menimbulkan pertanyaan lain.
Kalau upaya ini belum membuahkan hasil, tandai subbab
ini, teruskan membaca subbab berikutnya. Kadang-kadang ada masalah yang membuat
kita bingung menjadi jelas pada subbab berikutnya.
4. Recite
Setiap selesai membaca suatu bagian, berhentilah
sejenak. Dan cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan bagian itu atau menyebutkan
hal-hal penting dari bab itu. pada kesempatan itu, anda dapat juga membuat
catatan seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu
sekali lagi.
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan
yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita melatih
pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang di baca. Proses ini
dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan
melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut
dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.
Kita dapat pula melakukan Recite dengan
menuliskan butir-butir pemikiran yang penting dalam subbab tersebut. Bila kita
menemukan paragraf yang membuat kita sulit untuk dapat melakukan proses ini,
bacalah kembali paragraf tersebut.
Berapa lama untuk tahap ini ? anda perlu
menyediakan waktu setengah dari waktu untuk membaca. Hal ini bukan merupakan
pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan untuk tahap ini. Justru pembaca
yang hanya membaca sekadar membaca itu memboroskan waktu.
5. Review
Daya ingat kita terbatas. Sekalipun dalam waktu
membaca 85% kita menguasai isi bacaan, kemampuan kita dalam 8 jam untuk
mengingat detail yang penting tinggal 40%. Dan, dalam tempo 2 minggu pemahaman
kita tinggal 20%. Oleh karena itu, janganlah Anda lewatkan langkah terakhir
ini: Review.
Review membantu kita untuk menyempurnakan
kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan
pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh
subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang
terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
ØKapan SQ3R dipakai ?
Tidak ada teknik yang cocok untuk semua kondisi.
Demikian juga dengan SQ3R, teknik ini tidak cocok untuk buku teks dengan fokus
untuk memecahkan masalah, misalkan buku teks matematika. Untuk buku jenis teks
ini kita lebih baik memberikan waktu lebih banyak untuk mengerjakan soal-soal.
SQ3R merupakan teknik yang tepat untuk memahami buku-buku teks yang memberikan
banyak informasi dan mengharuskan kita mempelajarinya secara mendalam.
Dengan teknik SQ3R diharapkan kita dapat
memperoleh keuntungan maksimum dari waktu yang diberikan untuk membaca. Teknik
ini membantu kita untuk dapat mengetahui kerangka suatu subyek, membantu kita
memisahkan konsep utama dengan keterangan rinci dan membantu kita menetapkan
sasaran belajar.
Dalam pemakaiannya, proses-proses dalam SQ3R ini
dapat memperoleh tekanan yang berbeda tergantung pada kebutuhan kita, misalkan
untuk membaca pertama kali suatu bahan sebagai persiapan untuk kuliah, kita
perlu menekankan pada proses survey untuk memperoleh gambaran tentang kerangka
berpikir. Pengetahuan kita akan kerangka bahan akan sangat membantu kita
membuat catatan kuliah di kelas. Bila kita belajar untuk menyiapkan ujian,
proses review yang ditekankan sambil menambahkan pertanyaan (Question) sebagai
bagian untuk mensimulasikan soal ujian.perlu diingatkan bahwa untuk memakai
metode SQ3R, kita perlu latihan. Jangan patah semangat karena waktu yang
dibutuhkan lebih banyak. Ingatlah keuntungan berupa pemahaman yang lebih baik
yang dapat kita peroleh untuk jangka panjang. Tetaplah memelihara motivasi kita
untuk belajar.
ØCara membaca
yang menyenangkan
Membaca berasal dari kata dasar baca yang
artinya memahami arti tulisan. Membaca adalah salah satu proses yang sangat
penting untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Di zaman sekarang ini, kelihatannya sebagian besar pelajar kurang
memiliki minat membaca, terutama membaca buku pelajaran. Ini diakibatkan oleh
karena sebagian pelajar tidak memiliki metode dalam membaca, sehingga pada saat
membaca timbul rasa malas, bosan, dan mengatuk. Simak deh tip-tip di bawah ini
supaya tercipta suasana membaca yang menyenangkan.
ØPersiapan Sebelum Membaca
1. Pilihlah
waktu yang menurut kita sesuai untuk membaca. Waktu yang sesuai di sini adalah
waktu di mana tidak terdapat gangguan, baik dari luar maupun dari dalam diri
kita. Waktu yang sesuai disini hanya kita sendiri yang tahu kapan. Namun,
sebagain besar orang percaya bahwa waktu yang baik untuk membaca, khususnya
buku pelajaran, adalah di pagi hari.
2. Pilihlah
tempat dan suasana yang sesuai untuk membaca, yaitu tempat yang terang, sejuk,
bersih, nyaman, tenang dan rapih menurut kita sendiri.
3. Pastikan
posisi membaca kita adalah posisi yang benar. Posisi yang benar pada waktu
membaca adalah duduk dengan posisi badan tegak, tidak bungkuk, dan pastikan
jarak antara buku dengan mata kita kurang lebih 30cm.
4. Siapkan juga
hal-hal yang biasanya membantu kita dalam membaca, seperti pensil atau spidol.
5. Ada
baiknya sebelum belajar kita berdoa terlebih dahulu sesuai dengan kepercayaan
masing-masing supaya ilmu yang kita dapat bermanfaat.
ØBerbagai Cara Membaca
Terdapat 3 cara umum membaca di dalam kehidupan sehari-hari dilihat
dari apa tujuan proses membaca tersebut.
1. Membaca
sebagai hiburan tanpa perlu memeras otak terlalu keras. Bacaan yang mengandung
unsur hiburan disini contohnya novel, cerpen, komik, majalah ringan dll.
2. Membaca
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang tujuannya adalah mencari dan memahami
ilmu yang terkandung dalam bacaan tersebut.
3. Membaca
kritis. Membaca di sini sama dengan membaca untuk mencari ilmu. Namun membaca
di sini diikuti oleh proses menelaah isi bacaan tersebut, misalnya dengan
pertanyaan-pertanyaan apa itu?, mengapa bisa terjadi?, oleh siapa?, kapan?, di
mana? dan bagaimana itu bisa terjadi? Dalam membaca kritis, kita membuat bacaan
sebagai lawan yang harus dikalahkan dengan cara mengetahui dan memahami seluruh
isinya.
Belajar dengan menggunakan metode membaca kritis akan menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan. Kita tidak hanya diminta untuk memahami isi
bacaan tapi juga diajak berpikir kreatif mengenai isi tersebut. Tertarik dengan
membaca kritis? Simak deh aturan main dalam membaca kritis di bawah ini :
a. Melakukan
survei isi buku. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah membaca terlebih
dahulu bahan bacaan secara sepintas pada bagian-bagian tertentu saja. Tujuannya
adalah mendapatkan gambaran umum mengenai bacaan tersebut. Bagian-bagian yang
perlu diperhatikan adalah :
- Paragraf
awal, paragaraf akhir dan juga beberapa paragraf di tengah
- Bagian daftar
isi, gambar-gambar, tabel dan grafik yang memiliki
gambaran umum
mengenai bacaan tersebut.
- Soal-soal
yang mungkin terdapat dalam bacaan tersebut.
b. Membuat
pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini biasanya akan timbul pada saat kita
melakukan survei. Jika tidak terdapat pertanyaan, usahakan cari apa yang kita
tidak mengerti, minimal ada sebuah kata yang kita tidak tahu artinya dan beri
tanda pada bagian-bagian yang tidak dimengerti tersebut.
c. Membaca.
Merupakan langkah dominan dalam metode ini. Membaca di sini sebagai langkah
untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses
survei. Baca dengan teliti dan seksama paragraf demi paragraf, bagian demi
bagian untuk menangkap pokok-pokok pikiran dari tiap bagian. Usahakan jangan
pindah bagian jika kita belum mengerti dan memahami bagian tersebut.
d. Evaluasi. Merupakan
langkah di mana terdapat pertanyaan apakah kita sudah menguasai bahan? Yakinkan
bahwa kita sudah memahami bahan bacaan tersebut. Jika belum, coba cari apa yang
anda tidak mengerti dan temukan jawabannya.
e. Meninjau
ulang. Merupakan langkah terakhir kita dalam membaca kritis. Cobalah kita tutup
dulu bukunya, kemudian pikirkan apa yang sudah didapat dari bacaan tersebut.
Tuliskan hasil pikiran tersebut dalam secarik kertas, dan bandingkan dengan apa
yang terdapat pada buku bacaan
E. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penilitian
Metode adalah aspek yang sangat penting dan
besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk
mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan
gambaran dari obyek penelitian.
Menurut Hadi, penelitian adalah usaha untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari
kegiatan penelitian, digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
ØPendekatan dalam Penelitian
Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan
adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan
berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.
Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin
menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan
tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini
adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku
dengan menggunakkan metode diskriptif.
Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada
manusia pada kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut
dalam bahasanya dan peristilahannya”.1
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Pertimbangan penulis menggunakan penelitian
kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong:
1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apa bila
berhadapan
dengan kenyataan ganda
2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara
peneliti
dan responden
3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan
manajemen
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.2
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah
pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku
dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang
hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlansung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena3.
2. Kehadiran Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
pengumpul data dan sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data
di lapangan. sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia
adalah berbagai bentuk alat-alat Bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang
dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi
sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara
langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang
diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan
informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat penelitian akan
dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini peneliti mengambil
lokasi Universitas Islam Negeri SGD BDG No.105 jln. A. Nasution.
Universitas Islam Negeri SGD BDG adalah
satu-satunya perguruan tinggi Islam Negeri, yang berada di daerah Bandung, dan
merupakan Universitas yang menerapkan dua bahasa pada mahasiswanya, yaitu
bahasa arab dan bahasa inggris, serta merupakan universitas yang menerapkan
sistem pembelajaran yang mengintegrasikan antara ilmu islam dan konvesional,
sehingga mahsiswa menjadi isnsan yang cerdas, profesional, dan mempunyai
kedalaman spiritual.
4. Sumber Data
1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang
dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian4. Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan5. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data
yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti
menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung tentang Manajemen
Pembelajaran di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG yaitu
dengan cara wawancara dengan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam
Negeri SGD BDG.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari
sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat
pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi
dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah,
buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan
resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey,
studi histories, dan sebagainya. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk
memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui
wawancara lansung dengan mahasiswa Fakultas Mahasiswa Ushuluddin Universitas
Islam Negeri SGD BDG.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat
penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam
mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi Langsung
Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk
mengamati sesuatu. Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah
direncanakan secara sistematik tentang bagimana peroses dan kebiasaan membaca
pada Mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG.
Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat
hal-hal, perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang perilaku kebiasaan
membaca pada Mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG, sewaktu
kejadian tersebut berlaku sehingga tidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang. Observasi lansung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara)6.
Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk
memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang perilaku kebiasaan membaca
pada Mahasiswa Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG. Dalam penelitian
ini, peneliti akan mengadakan wawancara dengan Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri SGD BDG.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik
berupa karangan, memo, pengumuman, instruksi, majalah, buletin, pernyataan,
aturan suatu lembaga masyarakat.
Dari uraian di atas maka metode dokumentasi
adalah pengumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat
erat hubungannya dengan obyek penelitian.
Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh
data secara jelas dan konkrit tentang perilaku kebiasaan membaca pada Mahasiswa
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri SGD BDG.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data.7
Dari rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis
besar bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data
yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, , dokumen
berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan
menggunakan metode pengumpulan data di atas, maka peneliti akan mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif,
tanpa menggunakan teknik kuantitatif.
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu
tehnik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah
terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek
situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum
dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut M. Nazir bahwa tujuan
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki8.
7. Pustaka
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1991
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003
Prof. Dr. S. Nasution, M.A. Metode Research, Bumi
Aksara, Jakarta 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar