Bermula dari pembahasaan tentang segi kenyataan wahyu
dalam beberapa diskusi di kelas yang tak kunjung beres, membuat saya
gereget. Betapa tidak, wahyu yang seringkali di definisikan sebagai
sesuatu yang tersembunyi dan cepat itu tak mempunyai data yang komplit
(maksud saya secara teks) mengenai bentuk wahyu itu sendiri.
Dosen saya terkadang menganalogikan wahyu seperti komunikasi dalam telephon, pendapat itu sama persis dengan definisi wahyu
dalam sebuah buku Nasarudin MA, kalau tidak salah berbunyi seperti ini
"wahyu adalah sesuatu yang tersembunyi dan cepat yang ditunjukan kepada
orang yang diberitahu dan orang lain tidak mengetahui, baik melawati
perantara atau pun tidak" silahkan anda berimajinasi sendiri, bagaimana
kesamaan system telephon dengan definisi wahyu yang dikemukaan tadi.
Sebetulnya, mengenai wahyu
al-qur'an sendiri menolak anggapan sementara orang yang memandang wahyu
sebagai sesuatu yang aneh (lih. QS. Yunus : 2, bandingkan dengan Tafsir
al-munir XI. hal. 143)
Penjelasan secara sekilas
tentang penyebutan wahyu itu tidak akan jauh maknanya dari pengertian
bahasa. Diantara maknanya ialah :
- Wahyu bermakna Ilham Fitriyah;naluriah (lih. Al-qashas : 7)
- Wahyu berupa isyarat (lih. Maryam : 11)
- Wahyu sebagai perinta Allah kepada Malaikat (lih. Al-anfal : 12)
- Wahyu terkadang digunakan dalam al-quran sebagai bisikan setan dan rayuannya mengajak manusia berbuat kejahatan (lih. Al-anam : 12 )
Namun, sekalipun wahyu masyhurnya
sebagai sesuatu yang bersifat rahasia dan sangat cepat-itu tidak
terbatas pada kenyataan adanya hubungan gaib antara Allah dan
pribadi-pribadinya pilhan-Nya yang menerima kitab-kitab suci lewat
perantara malaikat pembawa wahyu saja. Mengapa? Coba pembaca lihat QS.
Asyura ayat 51..
Pembaca akan dibawa pada tiga macam gambaran tentang turunnya wahyu :
Pertama, menanamkan pengertian dalam hati seorang nabi, atau meniupkan pengertian itu kedalam jiwanya yang sadar.
Kedua, dialog dengan seorang nabi dari belakang hijjab.
Tiga, allah mengutus utusan (malaikat) kepada seorang nabi.
Dengan demikian, maka pemberitahuan yang bersifat gaib, rahasia dan sangat cepat yang dinamakan WAHYU
itu, menurut al-qur'an mempunyai makna tersendiri yang sama sekali
berlainan dari pengertian kerahasiaan dan kecepatan yang terdapat dalam
pemahaman akan kata "pemberitahuan", baik yang digunakan orang pada
zaman dahulu maupun pada zaman sekarang ini.
Mengenai itu Dr. Subhi Asshalih
sangat menyesalkan adanya pengertian kata wahyu sebagai tercantum di
dalam "kitab suci" yaitu penafsiran yang secara mendasar berbeda dengan
penafsiran yang menyatukan semua pengertian tentang wahyu. Menurut
kamus tersebut, wahyu : "kemanunggalan Roh Tuhan dengan Roh para penulis
(kitab suci) yang memperoleg ilham untuk mengetahui hakekat kerohanian
dan berita gaib. Dengan wahyu atau ilham yang diperolehnya itu mereka
tidak kehilangan apa pun dari kepribadiaannya. Mereka masing-masing
mempunyai caranya sendiri dalam menyusun dan mengungkap kan
sesuatu"...(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar